Sebelumnya apakah kalian semua tahu apakah Praktikum Sastra itu?
Bagaimana sejarah berdirinya Praktikum Sastra itu? Dan apakah sekarang
Praktikum Sastra tu masih tetap di lestarikan?
Nah, dari semua pertanyaan-pertanyaan di atas akan saya bahas di
sini.
Sebenarnya Praktikum
Sastra itu adalah acara tahunan sastra pertama di Riau yang lahir sejak
setengah abad lalu. Dinilai menjadi salah satu barometer perkembangan sastra di
Riau. Dilaksanakan secara independen oleh mahasiswa Program Studi Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Riau.
Kegiatan ini berawal dari keresahan para sastrawan,antara lain Dasri al Mubary,
Al Azhar, Syafruddin Saleh Sei Gergaji, TemulAmsal, dan lain-lain.
Kurangnya kegiatan sastra dan budaya yang dapat
dijadikankomprehensif kemajuan sastra di Riau, khasnya di Pekanbaru. Mereka
berkumpuldan berdialog di bawah pohon akasia kampus UNRI Gobah (pohon ini
sudahtumbang) kemudian melahirkan sebuah pikiran untuk membentuk wadah
yangrepresentatif yang diberi nama “Sanggar Bahasa dan Sastra (Batra)”. Ide
kegiatanini ternyata tidak berjalan lama, antara lain karena tidak fokusnya
acara dankesibukan dengan kegiatan senat mahasiswa. Tidak puas dengan keadaan tersebutpara
penggiat sastra ini berkumpul lagi di rumah Eriyati Jamal di jalan
TerataiPekanbaru dan melahirkan gagasan spektakuler melaksanakan yang lebih
fokusdunia sastra dan teater yakni yang diberi nama “Praktikum Sastra”.
Dalam pertemuan tersebut adanya keinginan besar melaksanakan
kegiatanterutama di dalam berteater, terutama adanya beberapa episode bentuk
baru teatermodern kontemporer yang mulai merasuki mahasiswa pada kampus kuning
itu.Sebelumnya, aktivitas-aktivitas drama tidak bisa menafikan produk
yangdihadirkan oleh Tengku Mulya Amril (Temul Amsal) sudah sejak lama
denganproduk drama klasiknya tetap mengambil posisi berdiri sendiri dan
akhirnyamenjadi oposisi terhadap kehadiran teater modern yang muncul
denganmenggebu-gebu oleh Dasri, Al azhar, dan Syafruddin Saleh Sei Gergaji.
Dengandukungan moral yang kuat dari Dra. Saidat Dahlan, di sampaikan gagasan
untuk melaksanakan kegiatan yang melibatkan lebih banyak orang dan berguna
bagipeningkatan profesionalisme mahasiswa, yaitu untuk melaksanakan kegiatanpertama
sekali disebut dengan “Praktikum Sastra”.
Kegiatan ini terlaksana pada14 Februari 1980. Ketua pelaksana
kegiatan pertama ini diamanahkan kepada Alazhar dengan melibatkan semua
mahasiswa yang haus akan pengalaman danpenimbangan ilmu praktis seperti ini.
Orientasi kegiatan diarahkan pada diskusisastra dan teater. Tercatat pemakalah
pada waktu itu ialah sastrawan Ediruslan PeAmanriza dengan pembanding akademisi
Drs. UU Hamidy dan seorangmahasiswa. Kemudian, Idrus Tintin dengan makalah
“Teater Modern di Riau”.Kegiatan praktikum sastra yang pertama ini di fokuskan
kepada pembacaan sajaksaja “Verstehen, Nahu”. Berangkat dari keinginan yang
sama saling “memahamimakna kehendak dilandasi oleh niat yang sama” untuk lebih
memahami maknadunia, maka kehadiran praktikum sastra itu dipandang cukup
relevan dijadikankegiatan ekstrakurikuler mahasiswa sastra, FKIP Universitas
Riau.
Tahun ajaran1981 kegiatan ini di undur pelaksanaannya, yang
semestinya bulan Februarimenjadi bulan April sekaligus menyemarakkan kegiatan
peringatan “Wafatnya i Penyair Khairil Anwar” yang juga kegiatan ini
dilaksanakan setiap tahun. Untukpraktikum sastra berikutnya dilaksanakan pada bulan
April 1982. Pada tahun-tahun berikutnya dilaksanakan pada bulan Oktober dan
disatukan dengan bulanbahasa sehingga namanya berubah menjadi Praktikum Bahasa
dan Sastra.Penambahan kegiatan dari praktikum ke praktikum sering terjadi, dari
yangsemula kegiatan sastra, lalu
ditambah pada lomba baca sajak untuk SD dan SMP.
Sedangkan kegiatan diskusi sastra tetap merupakan acara pokok yang
tidak dapatditinggalkan karena hal itu dipandang amat mendukung pemahaman
teorisasi dan apresiasi kesusastraan. Barulah pada kegiatan ke-3 ada koordinasi
yang cukup baik dari beberapaorang yang dipandang kreatif di kampus. Pada
praktikum sastra ke-3 bergabunglah Temul Amsal secara penuh, kemudian sastrawan
nasional TaufikIkram Jamil. Kegiatan yang mengumpulkan karya yang dipandang
kreatif dalampenulisan puisi, dilaksanakan pertama sekali pada praktikum sastra
ke-2 dalambentuk “antologi sajak” yang berisi tiga orang penulis puisi yakni:
Dasri alMubary, Al Azhar, dan Syafruddin Saleh Sei Gergaji.
Kegiatan koleksi tahunanmahasiswa ini terus meningkat. Jumlah
kegiatan telah pula bertambah, antara lain:lomba baca puisi untuk SD (putra dan
putri), SMTP (putra dan putri) dan SMTA, lomba pidato untuk SMTP dan SMTA,
lomba baca puisi untuk umum danperguruan tinggi, mendongeng untuk umum,
berbalas pantun khusus mahasiswaPSPBSI, visualisasi puisi untuk umum, pantomim
untuk umum, dan diskusi sastrayang diperuntukkan bagi guru dan mahasiswa Bahasa
Indonesia serta umum, dandebat sastra merupakan acara yang tidak kalah
menariknya untuk umum.
Dan baru-baru ini
Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau telah mengadakan acara
Praktikum Sastra yang ke-25 yang bertemakan “ Kembangkan Sastra, Lestarikan
Budaya, dan Lahirkan Karya”. Acara ini di resmikan oleh dekan FKIP UR Prof. Dr.
H. M. Nur Mustafa, M.Pd. Selain itu di sana turut pula hadir wakil dekan III
FKIP UR serta beberapa dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia lainnya.
Antusias dan semangat
yang di berikan oleh para peserta sebanyak 1.264 orang ini membuat acara ini
memberikan dampak yang positif sehingga acara yang di adakan selama 6 hari ini
berjalan dengan lancar.
Referensi:
Arif, M., al Husein, dkk. 2016.
Rumah Kita Antalogi Puisi dan
Cerpen. Bandung: Pustaka A2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar